Monday, September 6, 2010

Kembali Ke Pelukan Sang Bunda

Embun pagi di shubuh hari itu kurasakan sangat menyentuh hatiku, jalan aspal di persawahan yang menghubungkan kota babat dengan desa2 di wilayah laren itu terlihat sangat asri. Sejauh mata memandang, perasaanku terbang ke angkasa. Rasa bangga akan tanah kelahiranku terkumpul menjadi satu. Betapa tidak, perjalanan panjangku yang begitu jauh untuk kembali ke tanah kelahiranku kini tinggal menunggu menit. Memang saat itu masih shubuh, tapi keindahan alam mulai terasa apalagi di sana sini terlihat lampu-lampu nelayan yang mengais rejekinya dengan mencari ikan.

Ya allah, terima kasih, telah kau tuntun aku melewati terjalnya perjalanan yang dipenuhi dengan aral dan cobaan, gumamku dalam hati”. Terpesonanya aku oleh ciptaan tuhan yang agung membuat langkahku
 berhenti sejenak untuk memandanginya. Tiba-tiba aku ingin buang air kecil, dengan tolah toleh kiri kanan akupun membuang cairan yang tlah lama kutahan dari surabay-babat, kini sirnalah rasa itu, dan yang ada hanya perasaan bangga karena Allah yang maha perkasa memperkenankanku menapaki jalan yang dulu pernah ku tinggalkan dan menyisakan seribu kenangan

Sudah 10 menit aku melangkah tiba-tiba terlihat sorotan lampu dari arah belakang, ternyata itu adalah lampu dari mobil pickup, dengan spontan ku lambaikan tanganku dengan harapan sang sopir memberi tumpangan. Mobil itupun berhenti dengan isyarat mengizinkanku menumpang. Tanpa rasa ragu kunaiku mobil itu. Ternyata diatas mobil itu banyak ibu-ibu dengan membawa bak air. Aku tidak tau buat apa bak itu. Aku tidak bisa melihat wajah ibu-ibu itu karena suasana shubuh itu sangat gelap apalagi embun sangat tebal dan menghalangi pandangan. Dengan memberanikan diri aku bertanya kepada salah satu ibu yang semobil dengan aku, tapi sebelum terucapa kata tanya dari bibirku, terdengar seorang ibu bertanya lebih dulu kepadaku, Darimana nak, kok pagi-pagi gini jalan sendirian..?”, saya dari kaltim bu, tapi keliling jawa bagian selatan dulu karena ada acara kemahasiswaan, tadi bisnya berangkatnya malam makanya nyampeknya di kota babat shubuh hari..”, jawabku. Terus ini tujuannya mau kemana nak..?”, ibu itu kembali bertanya dan aku menjawab, saya mau pulang ke kampung halamanku bu..” balasku sekali lagi. Ibu itu bertanya lagi, dimana kampungnya nak..?”, aku menjawab, kampungku Desa Dateng bu..”. ooh itu masih jauh nak, kenapa tidak menunggu sampai hari terang?, saya tidak sabar bu karena sudah lama kutinggalkan kampung halamanku.

Diatas mobil yang di kendarai driver yang baik hati tersebut, aku dan penumpang saling berbincang-bincang, dari situ aku tau ternyata ibu-ibu itu adalah tengkulak ikan dari kota babat yang membeli ikan-ikan hasil tangkapan nelayan dari desa-desa yang akan di jual di kota babat, karena di kota babat mereka bisa mendapat keutungan yang lebih besar. Aku sangat kagum dengan ibu-ibu itu yang giat bekerja untuk menghidupi keluarganya itu, yang tak peduli hujan, panas dan waktu. Kegigihan ibu-ibu itu mengingatkanku akan orang yang sangat aku cintai yaitu ibuku, karena ibuku adalah seorang pekerja keras dan tak kenal kata mengeluh dan tak kenal kata malu untuk bekerja selama pekerjaan itu halal demi menghidupi keluarga. Kembali aku teringat akan ibuku yang mengasihiku dan aku terbawa oleh lamunan di shubuh hari itu. Tiba-tiba lamunanku tersentak oleh rem mobil yang berhenti mendadak. Maaf dik sampai sini ya karena mobilnya mau belok ke kiri, sedangkan arah ke kampung adik sebelah kanan”, ujar sang sopir yang baik hati tersebut. Akupun turun dari mobil dan tak lupa mengucapkan terima kasih kepada sang sopir dan ibu-ibu yang giat itu.

Kembali aku berjalan kaki menapaki jalan-jalan desa menuju ke kampung halamanku. Irama adzan dan puji-pujian terngiang di telingaku. Membakar semangatku untuk tetap berjalan menuju ke desaku yang lama ku tinggalkan. Perjalanan ke desaku kira-kira masih 10km lagi tapi letih tak lagi ku rasakan karena kegembiraan menyelimuti hati karena sebentar lagi aku akan merjumpa dengan orang-orang yang ku cintai.

Remang-remang terbias cahaya walau sang surya belum menampakkan wujudnya, samar-samar terlihatlah rindang pohon bambu di pinggir-pinggir jalan walau sinar mentari belum sepenuhnya memancar. Dengan berjalan dan terus berjalan terlihatlah di depan mataku sebuah desa yang selama ini menjadi tujuan.

Jarak ke desaku masih sekitar 5km lagi, aku memutuskan untuk istirahat sejenak dan memandangi bukit-bukit dan panorama alam yang sudah sangat lama tak ku pandang dan ku rasakan keindahannya. Mentaripun menyapa bumi tempat aku berdiri dan seakan tersenyum dan memberi ucapan selamat kepadaku karena aku telah mengalahkannya dengan memandang desaku dari kejauhan sebelum tersentuh oleh sinarnya.

Disamping sebuah warung aku berdiri menunggu ojek untuk mengantarku ke desaku, tak berselang lama seeorang bapak menghampiri dan bertanya, mau kemana dik..?” saya mau ke desa Dateng pak…” oooh desa dateng, tunggu aja ya sebentar lagi ada ojek disini..”, tambahnya. Iya pak terima kasih..” balasku.
Dengan menghabiskan sebatang rokokku, datanglah tukang ojek yang menawarkan memberi tumpangan kepadaku. Mau kemana mas..?”, Tanyanya. Saya mau ke desa Dateng pak..!” tanggasku. Dan diapun mengantarku ke kampung halamanku.

Hijaunya padi dan rerumputan menambah rasa syukurku akan kebesaran-Nya. Begitu indah dan mempesonanya ciptaan ilahi dan anugerah yang di berikan untuk dunia ini..”, pikirku dalam hati. Tak terasa setelah sekian lama berjalan kini aku sampai ke desaku. Betapa bahagianya aku saat sampai didepan rumahku, terlihat pintu rumahku yang sederhana akupun mulai tersenyum dan menangis bahagia karena bapak dan ibuku menyambutku. Akupun mencium dan memeluk mereka berdua. Alhamdulillah ya Allah, telah kau pertemukan lagi aku dengan mereka. Semoga ikatan anak dan orang tua akan terjaga selamanya. Terima kasih Bapak, Terima kasih Ibu. Pengabdianku akan selalu bersamamu.

Ya Allah.. Ampunilah dosa-dosa orang tuaku, kakak-kakakku, adik-adikku, keponakan-keponakanku yang yatim dansemua keluarga serta handai taulan yang menyayangiku. Hindarkanlah mereka dari kejahatan, kecelakaan dan besarnya cobaan. Dan terpujilah Nabi SAW atas kebaikan budinya, dan sholawat serta salam semoga tetap tercurah ke hadiratnya. Amiiiin, Amiiiin, Yaa Robbal ‘Alamiin

No comments:

Post a Comment

Olovatu River Tubing

Booking Now..