Malam
itu ditengah hiruk pikuk keramaian kota, di bawah pancaran sinar lampu yang
berkilau dari atas panggung, serta di temani hembusan angin pantai yang membuat
sehelai kain penutup kepalamu berayun seperti sedang mengikuti alunan music yang
bersama-sama kita dengarkan pada saat itu.
Tatapanmu
membuatku serasa membawa beban yang begitu berat seperti patung Dewa Atlas yang
sedang menggendong bola langit. Sepintas, sekilas,
dan sesaat kutatap sosokmu yang begitu unik bagiku hingga sampai sekarang
bayangan itu tak pernah hilang di benakku.