Malam
itu ditengah hiruk pikuk keramaian kota, di bawah pancaran sinar lampu yang
berkilau dari atas panggung, serta di temani hembusan angin pantai yang membuat
sehelai kain penutup kepalamu berayun seperti sedang mengikuti alunan music yang
bersama-sama kita dengarkan pada saat itu.
Tatapanmu
membuatku serasa membawa beban yang begitu berat seperti patung Dewa Atlas yang
sedang menggendong bola langit. Sepintas, sekilas,
dan sesaat kutatap sosokmu yang begitu unik bagiku hingga sampai sekarang
bayangan itu tak pernah hilang di benakku.
Begitu ayu wajahmu membuat kedua kaki ku tak menyentuh tanah.
Begitu ayu wajahmu membuat kedua kaki ku tak menyentuh tanah.
Kuberanikan
untuk berkomunikasi denganmu, tapi semuanya sia-sia, aku tak tau harus mulai
darimana. Begitu tinggi rasa ingin tau ku tentangmu. Kau membawaku kealam yang
sudah lama aku tinggalkan, begitu dalam kau menyentuh hati ini walaupun
pertemuan kita hanya sekilas. Ingin rasanya kuhaturkan doa pada Sang Maha
Pencipta memohon untuk bisa bersama-sama denganmu pada waktu yang lama, memaksakan
kehendak hasrat yang mungkin mustahil bagi kaum kita.
No comments:
Post a Comment