Thursday, September 15, 2011

Nostalgia bagi Penulis Besar, Asupan Gizi Bagi Pemula


Menulis adalah menulis adalah menulis adalah menulis adalah menulis… Heran, kaget, bingung, hingga kagum. Itulah perasaan saya saat pertama membaca “teori menulis” Gertrude Stein. Bagaimana bisa orang seperti dia membuat kalimat pengulangan seperti itu, menyalahi tata bahasa, dan kurang enak untuk dibaca. Saya akhirnya mafhum dengan kalimat itu setelah mencoba bergelut lebih dekat dengan kegiatan menulis, meski belum terlalu dekat.
*
Menulis adalah proses, ternyata memang benar. Bahwa tak ada yang berbakat dalam menulis seperti ungkapan Bambang Trim dalam bukunya Saya Bermimpi Menulis Buku, juga benar. Layaknya bersepeda, tak ada yang berbakat, yang ada adalah orang yang berani untuk berlatih bersepeda.
Jadi tak ada orang yang tidak mahir menulis, yang ada hanyalah orang yang takut dan ragu untuk melakukannya. Inilah salah satu kesan yang saya dapat saat membaca buku Chicken Soup for the Writer’s Soul. Sebuah buku yang menggugah semangat para penulis.
*
Chicken Soup for the Writer’s Soul bukanlah buku baru, mengingat terbitan pertamanya di Indonesia tahun 2007 dan telah banyak dibahas oleh forum-forum penulis. Bukan pula saya bermaksud untuk kembali membahas buku yang telah banyak dibahas orang lain. Disamping tujuan mendasar lain, saya hanya mencoba membuat tulisan Non Fiksi pertama saya di forum ini. Saya bersepakat dengan Elizabeth Engstrom dalam buku ini: Masing-masing dari kita unik di alam raya ini, sehingga demikian juga kisah-kisah yang kita tuturkan.


*
Disamping itu, saya juga belum melihat buku ini masuk dalam forum online kita ini. Padahal buku ini – menurut saya – sangat penting bagi penulis pemula seperti saya dan penulis besar sebagai bahan untuk berbagi cerita. Kalau mau jujur, keinginan saya membahas buku ini berangkat dari pemahaman bahwa gairah menulis belum tumbuh subur di daerah ini. Saya ingin menularkan semangat buku ini kepada kita semua yang mungkin belum tertular.
*
Buku yang berisi kumpulan cerita ini merupakan salah satu edisi dari proyek besar Chicken Soup for the Soul. Buku ini menyuguhkan cerita dibalik kesuksesan penulis besar. Bagaimana Steve Allen, pengarang 50 buku dan 8000 lagu dituduh plagiat; juga Ernest J Gaines, ikon kesusastraan Amerika memelihara semangatnya dalam kondisi serba terbatas; atau ketabahan Gene Perret dalam mengirim ratusan karyanya sebelum “dianggap” sebagai penulis, dan masih banyak kisah lain.
*
Yang menarik adalah cara masing-masing penulis bercerita. Kita akan dimanjakan dengan gaya bertutur yang ringan dan unik dari tangan-tangan yang memang telah ahli. Kisah-kisah mereka – bagi saya pribadi – dapat secara langsung mempengaruhi kita, membakar semangat kita, dan membangkitkan kembali mimpi-mimpi yang mungkin sudah terkulai bahkan terkubur.
*
Keunikan lain dari proyek Chicken Soup yang menaungi buku ini adalah komunikasi yang memang sengaja dibuka bagi pembaca.
Kisah perjuangan, penolakan, kesabaran, keraguan, ketakutan dalam buku ini adalah masalah yang juga dihadapi oleh umumnya penulis. Akhirnya kita akan mendapati cerita dimana kegiatan menulis bermetamorfosa dari “keharuskan” menjadi “kebutuhan”.
*
…aku tidak secara sadar memutuskan untuk menjadi seorang penulis… Kata-kata telah memberiku rasa memiliki dan rasa aman. Menulis adalah satu-satunya tempat aku bisa menjadi diriku sendiri dan tidak merasa dihakimi. Dan aku senang berada disana. Itulah pernyataan Terry Mcmillan dalam buku ini.
*
Pada akhirnya Chicken Soup for the Writer’s Soul kembali menyadarkan kita bahwa menulis memang adalah proses, bukan bakat yang hanya dimiliki segelintir orang.
*
Tetap semangat penulis Palu…
Terus berkarya…
*
Ojan Rajawali
Tinggede, 16 September 2011
Semoga Bermanfaat

No comments:

Post a Comment

Olovatu River Tubing

Booking Now..